Latest News
[Photoshop]
19 January 2012

Mitos Seputar Kolesterol

Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya penyakit jantung koroner. Di Indonesia saja , terdapat sekitar 36 juta penduduk atau sekitar 18% dari total penduduk Indonesia yang menderita kelainan lemak darah ini. Dari jumlah itu, 80% pasien meninggal mendadak akibat serangan jantung, dan 50%-nya tidak menampakkan gejala sebelumnya.
Kolesterol dapat berasal dari eksogen yaitu makanan. Sumber utama kolesterol dalam makanan adalah lemak hewani (jenis lemak jenuh/tidak bisa diurai didalam tubuh). Sementara lemak tak jenuh (mudah terurai) berasal dari tumbuh-tumbuhan (minyak kedelai, margarine) ,yang tampaknya tidak meyebabkan peningkatan kadar kolesterol. Selain berasal dari eksogen, tubuh juga memiliki kemampuan untuk memproduksi kolesterol secara endogen di dalam hati.
Kolesterol sebenarnya sangat diperlukan dalam berbagai proses metabolisme tubuh. Misalnya sebagai bahan pembentuk dinding sel, membuat asam empedu untuk mengelmusikan lemak, selain itu juga dibutuhkan untuk membuat vitamin D dan juga berperan sebagai bahan untuk membuat hormon hormon sex dan kortikosteroid.
Tetapi kadar kolesterol yang berlebihan didalam darah akan menyebabkan tumpukan plak yang dapat menghambat aliran darah arteri pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Pemahaman masyarakat tentang kolesterol belum terlalu baik. Masih banyak mitos-mitos yang menyesatkan dan dipercaya sebagai sebuah kebenaran atau fakta. Akibatnya banyak yang tidak menyadari bahaya yang mengancam mereka, akibat kolesterol dalam darahnya sudah menumpuk. Berkut ini adalah beberapa fakta yang perlu anda ketahui tentang kolesterol dan hal yang terkait dengan kolesterol.

Hiperkolesterolemia bisa menimpa siapa saja

Mitos : hiperkolesterol hanya diderita oleh orang gemuk saja, sedangkan orang kurus tidak mungkin terkena hiperkolesterolemia.

Fakta : Orang yang bertubuh gemuk tidak berarti mempunyai kadar kolesterol lebih tinggi dari orang bertubuh kurus. Kadar kolesterol sangat tergantung kepada jenis makanan yang dikonsumsi. Untuk itu dianjurkan memeriksakan kadar kolesterol secara berkala

Mitos : Kadar kolesterol yang tinggi hanya didapat pada orang tua saja, yang proses metabolismenya sudah menurun.

Fakta: Kolesterol tinggi tidak hanya diderita oleh orang tua saja, bahkan usia anak- anak ataupun remajapun bisa menderita hiperkolesterolemia atau kolesterol tinggi. Dan pembentukan kerak/plak pada dinding pembuluh darah pernah dijumpai pada usia kanak-kanak, dan kejadiannya meningkat seiring dengan pertambahan usia.

Kolesterol dan Penyakit jantung

Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomer 1 dunia. Penyakit ini bukan hanya menjadi masalah di negara maju, tetapi juga negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia, jumlah penderita penyakit jantung ada kecenderungan meningkat setiap tahunnya.
Gejala awal dari penyakit ini seringkali langsung ditandai dengan kematian mendadak.
Untuk itu tentunya diperlukan upaya pencegahan untuk menurunkan kejadian penyakit jantung. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah mengenali dan mengetahui apa saja yang termasuk dalam risiko penyakit jantung tersebut. Faktor risiko penyakit jantung dapat dibagi ke dalam 2 kelompok, yakni faktor risiko yang dapat dikontrol (dapat diobati) seperti adanya penyakit hipertensi, kebiasaan merokok, kolesterol tinggi, kurang olahraga, gemuk, dan diabetes, dan faktor risiko yang tidak dapat dikontrol. Seperti pertambahan usia dan riwayat keluarga (genetik). Jika faktor-faktor risiko tersebut saling berinteraksi dan terjadi secara bersamaan, maka risiko kejadian penyakit jantung tentunya akan berlipat ganda.
Penyakit jantung biasanya disebabkan karena ada penyakit arteri koroner, yaitu penyakit pada pembuluh darah arteri koroner jantung, di mana arteri/pembuluh darah tersebut menjadi lebih keras dan sempit sehingga menyebabkan aliran darah ke otot jantung berkurang. Penyempitan ini disebabkan oleh adanya tumpukan lemak pada dinding pembuluh darah yang disebut sebagai plak aterosklerosis.
Ukuran dari plak semakin lama akan semakin besar, sehingga aliran darah dan suplai oksigen ke otot jantung juga berkurang. Keadaan ini dapat menyebabkan nyeri pada dada (sering disebut sebagai angina) dan serangan jantung (heart attack). Serangan jantung akan terjadi bila plak menutupi sebagian besar lumen pembuluh darah arteri sehingga jantung benar-benar kurang mendapatkan darah yang kaya akan oksigen. Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan/kematian sel otot jantung yang bersifat permanen.
Penyakit arteri koroner merupakan bentuk penyakit jantung yang sering dijumpai, dan merupakan penyebab kematian di dunia baik pada pria maupun pada wanita. Tetapi masih banyak yang belum mengetahui fakta di balik penyakit jantung maupun arteri koroner yang mematikan itu. 

Mitos: Penyakit jantung hanya diderita oleh kaum pria saja, sedangkan kaum wanita tidak perlu merasa khawatir akan mendapat serangan jantung. 

Fakta : Berdasarkan data dari World Heart Federation, baik wanita maupun pria memiliki risiko yang sama terhadap risiko penyakit jantung dan stroke. Di dunia hampir sekitar 8,5 juta wanita meninggal setiap tahunnya akibat penyakit jantung.  
Gender memang memegang peran penting dalam penyakit jantung, Pria memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung dibandingkan perempuan yang belum mengalami menopause. Tetapi begitu seorang wanita mengalami menopause, maka risiko mendapat penyakit jantung antara pria dan wanta menjadi sama.
Lebih banyak wanita yang meninggal karena penyakit jantung dan stroke dibandingkan wanita yang meninggal karena kanker, TB, HIV/AIDS dan malaria yangdigabungkan. Di seluruh dunia, rata-rata lebih dari 16 wanita meninggal tiap menit karena penyakit kardiovakular termasuk serangan jantung dan stroke.

Diet, Olahraga, dan Obat

Memang tingginya kolesterol (hiperkolesterolemia) bukanlah suatu penyakit dan juga gejalanya tidak dirasakan, akan tetapi jika kita kurang waspada, maka kolesterol yang tinggi tersebut akan merusak dinding pembuluh darah dan tentunya keadaan demikian ini dapat memicu timbulnya berbagai penyakit baik yang mengenai jantung yaitu PJK (penyakit jantung koroner) dan juga otak yaitu stroke. 40% kematian mendadak akibat serangan jantung disebabkan oleh hiperkolesterolemia. 

Mitos : Kadar kolesterol yang tidak terlalu tinggi tidak perlu diobati, hanya cukup dengan diet dan olahraga saja, walaupun terdapat juga hipertensi atau kencing manis.

Fakta : Walaupun seseorang menderita hipertensi atau kencing manis dengan kadar kolesterol yang tidak terlalu tinggi, diet dan olahraga saja tidaklah cukup! Sehingga tetap harus mendapatkan pengobatan dengan obat-obat penurun lemak dari golongan statin. Hal ini berdasarkan penelitian pada populasi dengan total kolesterol yang tidak terlalu tinggi , pemberian obat penurun lemak dari golongan statin terbukti dapat menurunkan risiko kejadian penyakit jantung dan stroke.

Mitos : Cukup menghindari daging keju dan lemak dalam makanan , maka semuanya akan lebih baik dan terhindar dari hiperkolesterol dan penyakit jantung koroner 

Fakta : Belum tentu. 80% dari kolesterol yang ada di dalam darah kita berasal dari "endogen" (diproduksi oleh tubuh kita sendiri (Kolesterol di produksi oleh hati & kantung empedu). Sementara 20% nya "eksogen" yaitu makanan yang kita makan. Sumber utama kolesterol dalam makanan adalah lemak hewani (jenis lemak jenuh/tidak bisa diurai didalam tubuh). Untuk mengetahui normal tidaknya kadar kolesterol dibutuhkan pemeriksaan kolesterol darah secara berkala. 

Mitos: Makan daging kambing akan menyebabkan hiperkolesterol dan tekanan darah tinggi.

Fakta : Tidak benar. Tidak ada bukti bahwa daging kambing mempunyai kandungan lemak (terutama lemak jenuh) yang lebih tinggi dibanding dengan jenis daging merah lainnya. Justru banyak penelitian membuktikan bahwa daging kambing sebenarnya mempunyai kandungan lemak yang lebih rendah dibanding dengan daging domba atau sapi yang dipotong pada kondisi yang sama. Menurut data yang diperoleh dari Proceedings Nutrition Society of Australia, kandungan kolesterol kambing hanya berkisar 5-39 mg/100g kambing, sementara kolesterol daging sapi: 42-78 mg/100 g dan babi 66-98mg/100 g. Gulai kambing bisa diduga mempunyai kandungan lemak yang lebih tinggi karena bahan untuk membuat gulai biasanya daging tetelan, tulang bersumsum dan ditambah santan.

Mitos : Jika sering berolah-raga, berarti kolesterol pasti baik 

Fakta : Belum tentu. Hal ini tergantung selain dari jenis, jumlah/porsi asupan makanan yang dimakan sehari-hari, juga sangat tergantung dari kondisi metabolisme tubuh. Jika kondisi metabolisme tubuh terhadap kolesterol sudah menurun, maka tubuh tidak dapat dengan cepat membuang kolesterol LDL (kolesterol jahat) dengan cepat.

Mitos : Kolesterol mudah diturunkan hanya dengan diet dan pemberian vitamin antioxidan (vitamin C dan E) saja.

Fakta : TIDAK BENAR. Berdasarkan pedoman penatalaksanaan hiperkolesterol dari NCEP-ATP III, selain diet, kolesterol harus tetap diobati dengan obat-obat penurun lemak. Hal ini disebabkan karena kolesterol yang bersifat jahat (LDL-C) merupakan radikal bebas yang dapat merusak dinding pembuluh darah. STATIN merupakan salah satu golongan obat penurun lemak yang menjadi pilihan utama dalam pengobatan hiperkolesterolemia.

Sumber : http://www.majalah-farmacia.com
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: Mitos Seputar Kolesterol Rating: 5 Reviewed By: Kampus Peradaban