Latest News
[Photoshop]
12 January 2012

Bahaya Penyalahgunaan Antibiotik !!!

Bahan antibiotik pertama ditemukan Alexander Fleming pada 1928. Kemudian, pada 1940-an antibiotik mulai digunakan secara luas. Waktu itu, ahli scientist dunia memprediksi, dengan ditemukannya antibiotik, pada 1960-an dunia diprediksi bersih dari penyakit infeksi. 

Namun, bukannya penyakit infeksi teratasi, justru jenis bakteri baru muncul akibat resistensi terhadap penggunaan antibiotik. Bahkan, pada 1990, kata Kuntaman, di beberapa belahan dunia pernah terjadi post antibiotika era. Suatu keadaan yang antibiotik tidak berfungsi lagi. "Waktu itu, di antara 20 jenis antibiotik yang ada, hanya satu yang bisa mengobati penyakit infeksi,"jelasnya.

Antibiotik adalah substansi atau zat yang bisa membunuh/melemahkan mikroorganisme/jasad renik (bakteri/parasit). Bakteri/kuman ada dimana-mana. Tubuh kita penuh dengan kuman baik yang membantu menjaga kesehatan tubuh kita. Pemakaian antibiotok yang berlebihan akan membunuh kuman baik di tubuh kita.

Sebagian besar penyakit infeksi pada anak disebabkan oleh virus. Antibiotik tidak dapat membunuh virus maupun mempercepat penyembuhan infeksi virus.
Salesma, flu disebabkan oleh virus. Dan juga bisa menyebabkan penumpukan cairan di rongga telinga tengah. Sebagian besar radang tenggorokan dan batuk juga disebabkan oleh virus. Bronkitis juga disebabkan oleh virus. Pada keadaan diatas termasuk juga sebagian besar sinuitis antibiotik tidak diperlukan.

Antibiotik diperlukan pada :
  • Infeksi telinga yang tidak terkait flu/salesma
  • Infeksi sinus yang berat (lebih dari 2 minggu, sakit kepala hebat, wajah bengkak)
  • Radang tenggorokan akibat kuman streptokokus
  • Infeksi saluran kemih
  • Tifus
  • Tuberkulosis
  • Diare akibat amoeba
Resistensi antibiotik
Semakin sering mengkonsumsi antibiotik sangat dimungkinkan semakin sering jatuh sakit. Mengkonsumsi antibiotik secara tidak bijak memposisikan kita kondisi yang berbahaya yaitu meningkatkan resiko terjadinya resistensi antibiotik pada kemudian hari.


Infeksi bakteri yang resisten antibiotik dapat menyebabkan :
  • Lebih sulit disembuhkan
  • Sakit lebih lama
  • Butuh antibiotik lebih kuat (lebih toksik)
  • Butuh biaya pengobatan lebih mahal
Bagimana mencegah resistensi antibiotik
Bagi dokter
  • Cuci tangan setiap selesai periksa pasien
  • Jangan mengabulkan permintaan pasien akan antibiotika untuk infeksi virus flu dan kondisi lain yang tidak membutuhkan antibiotika
  • Resepkan antibiotika yang sesuai kuman sasaran dan jangan langsung meresepkan antibiotika spektrum luas.
  • Isolasi pasien yang terinfeksi kuman yang resisten antibiotika
  • Ketahui informasi terbaru tentang pola kuman dan kuman yang telah resisten antibiotika
Bagi pasien
  • Jangan menuntut dokter meresepkan antibiotika; antibiotika bukan “obat dewa”
  • Antibiotika termahal, terkuat, bukan berarti terbaik
  • Jika perlu antibiotika, konsumsi sesuai anjuran dokter, dan jangan menyimpan antibiotika
  • Cuci tangan untuk mengurangi penularan
  • Cuci buah dan sayur, masak telur dan daging hingga matang
  • Jangan menggunakan sabun, deterjen, pembersih lantai, atau losion, yang mengandung antiseptik. Kuman di rumah kuman baik, antiseptik bisa membuat kuman baik menjadi kuman jahat
Salah Penggunaan, Fatal !!
Tidak semua orang tahu bahwa antibiotik tidak boleh dikonsumsi sembarangan. Tak semua orang tahu bahwa bila hal itu dilakukan, akibatnya justru fatal, apalagi hanya untuk penyakit-penyakit ringan. 

Ibaratnya, ingin membunuh satu orang mestinya cukup dengan pistol, tapi digunakan bom yang bisa menghancurkan penduduk satu kota. Selain tidak tepat penggunaan, dampak yang lebih jauh adalah bakteri dalam tubuh justru menjadi kebal.

Masyarakat kerap tidak menyadari bahwa antibiotik tidak boleh digunakan secara sembarangan. Sedikit kena penyakit flu, minum antibiotik. Kena demam dihantam dengan antibiotik. Gatal-gatal diberi antibiotik. Sakit kepala juga ditangkal dengan antibiotik.

"Padahal, tidak semua penyakit membutuhkan antibiotik. Antibiotik hanya digunakan untuk infeksi," ujar Prof Dr Kuntaman SpMK, ahli mikrobiologi RSU dr Soetomo. Misalnya, infeksi saluran kemih, sinusitis berat, atau radang tenggorokan karena infeksi kuman streptokokus (salah satu jenis bakteri).  

Agar tidak sembarangan dalam penggunaannya, sebaiknya masyarakat mengetahui jenis antibiotik. Di antaranya, tetracyclin yang digunakan untuk infeksi, sakit gigi, dan luka. Jenis chloramphenicol digunakan untuk penyakit tifus. Jenis griseofulfin digunakan untuk membunuh jamur serta combantrin untuk membunuh cacing.

Ada juga narrow spectrum,yang berguna untuk membunuh jenis bakteri secara spesifik. Antibiotik yang tergolong narrow spectrum adalah ampicillin dan amoxycilin. Jenis kedua ialah broad spectrum untuk membunuh semua jenis bakteri di dalam tubuh. "Dianjurkan untuk menghindari mengonsumsi antibiotik jenis ini," jelasnya.

Sebab, jenis antibiotik itu juga membunuh bakteri lainnya yang sangat berguna untuk tubuh. Antibiotik yang termasuk kategori itu adalah cephalosporin. Penyakit yang disebabkan virus tidak dapat diberikan antibiotik. Misalnya, sakit flu atau pilek. Sebab, antibiotik tidak dapat membunuh virus karena virus dapat mati sendiri, asal daya tahan tubuh penderita meningkat atau membaik. Meski begitu, dalam perkembangannya, saat ini ada antibiotik yang dikembangkan untuk membunuh virus.

Menurut Bambang, penggunaan antibiotik tidak pada tempatnya dan berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Misalnya, mengakibatkan gangguan saluran pencernaan (diare, mual, muntah). "Efek samping ini sering terjadi," ujar alumnus FK Unair itu.

Selain itu, penderita bisa mengalami reaksi alergi. Mulai yang ringan seperti ruam dan gatal hingga berat seperti pembengkakan bibir, kelopak mata, sampai gangguan napas. "Karena itu, apabila memiliki alergi, sebaiknya hati-hati dalam penggunaan penycillin. Sebab, bisa jadi dia juga alergi dengan antibiotik tersebut," ujar pria asal Wonogiri, Jawa Tengah, itu.

Efek yang terjadi bisa ringan hingga berat. Pasien bisa mengalami anaphylatic shock atau shock karena penggunaan antibiotik tersebut. Lebih berbahaya lagi, obat itu juga bisa mengakibatkan kelainan hati. Seperti diketahui, antibiotik memiliki bahan dasar kimia. Selain berfungsi membunuh kuman, bahan kimia tersebut harus dinetralkan tubuh supaya aman. Caranya adalah dengan memecah bahan kimia itu.

Nah, hati atau lever bertugas memecah bahan kimia tersebut. Namun, bila diforsir terus-menerus, hati bisa rusak.

Pemakaian antibiotik yang berlebihan (irrational) juga dapat menimbulkan efek negatif yang lebih luas (long term). Irrational use, lanjut Bambang, dapat membunuh kuman yang sebenarnya baik dan berguna di dalam tubuh. Akibatnya, tempat yang semula ditempati bakteri baik akan diisi bakteri jahat.

Kemudian, pemberian antibiotik yang berlebihan akan mengakibatkan bakteri-bakteri yang tidak terbunuh mengalami mutasi dan menjadi kuman yang resisten terhadap antibiotik. Kejadian itu biasa disebut superbugs. "Jenis bakteri yang awalnya dapat diobati dengan mudah oleh antibiotik ringan, apabila antibiotiknya digunakan secara irrational, jadi memerlukan antibiotik yang lebih kuat," jelasnya.

Karena itu, saran Bambang, masyarakat harus paham soal antibiotik. Selain itu, sebelum mengonsumsi, harus tahu aturannya. Baik waktu pemakaian maupun dosis. Dengan demikian, pemakaian bisa dilakukan secara tepat dan rasional.

Menurut dia, hal itu harus mendapat perhatian dari kalangan medis. "Termasuk, upaya pemerintah dalam melakukan pengawasan di lapangan supaya antibiotik tidak beredar secara bebas," ujarnya.

Pemakaian antibiotik yang tidak benar kerap dipicu dengan dijualnya obat tersebut secara bebas di pasar.

sumber : berbagai sumber
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: Bahaya Penyalahgunaan Antibiotik !!! Rating: 5 Reviewed By: Kampus Peradaban