Ada banyak mitos seputar daging kambing, mulai yang positif seperti meningkatkan gairah seksual pria sampai yang negatif yakni bisa bikin impoten, darah tinggi sampai stroke. Mana yang benar ?
Simak penelusuran berikut ini.
- Soal kemampuan menggugah hasrat seksual pria.
Puji Astutik SKM, ahli gizi RSUD Sidoarjo mengatakan, pendapat tersebut muncul akibat kebiasaan, bukan berdasar hasil penelitian.
"Itu hanya sensasi, membuat seseorang jadi bergairah, tapi potensi tetap saja sama. Umpama dikaji secara ilmiah harusnya diteliti dulu, tapi sampai sekarang data tersebut belum ada. Mengalir terus hingga stereotipe tersebut tetap berkembang di tengah masyarakat," tandas Puji Astutik. - Benarkah daging kambing bisa menyebabkan impotensi?
Bisa jadi, pertanyaan tersebut erat kaitannya dengan hukum alam. Segala sesuatu yang berlebihan pastilah berdampak buruk.
"Ketika terlalu banyak mengkonsumsi, menyebabkan konsentrasi lemak serta kolesterol menumpuk sehingga dapat meningkatkan kepekatan darah. Dari situ akan terjadi penyumbatan pembuluh darah penis. Kalau sampai terjadi, pasokan darah kaya oksigen jadi terbatas hingga bisa menyebabkan impoten. Jadi, makan seperlunya saja," tambahnya. - Darah tinggi serta stroke.
Ronny Rachman Noor, Bagian Pemuliaan dan Genetika Fakultas Peternakan IPB, 3 tahun silam pernah melakukan penelitian tentang fakta nutrisi daging kambing. Hasilnya, daging kambing memiliki kandungan lemak total, kolesterol, lemak jenuh (saturated fat) lebih rendah dibanding daging lainnya namun sama untuk kandungan protein. Serta punya karakterisik khas dalam hal lemak jenuh serta kolesterol.
Indikator rendahnya kandungan lemak jenuh, serta tingginya lemak mono dan polysaturated-nya. Dapat dilihat setelah daging dimasak, akan nampak banyak cairan lemak yang keluar menetes.
Kandungan lemak jenuh serta kolesterol yang rendah, menunjukkan daging kambing itu sehat. Hasil analisa juga menyebutkan, lemak 50% lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi dan 45% lebih rendah dibandingkan dengan daging domba, akan tetapi rasanya masih tetap enak. Penelitian tersebut berlaku untuk 1 porsi saji (sekitar 4 ons ).
Kalau impoten, sudah ada penjelasan. Sekarang tinggal anggapan, mengkonsumi daging kambing dapat membuat darah tinggi sampai stroke mematikan, akademisi IPB sudah membuktikan lewat penelitian, daging kambing itu sehat.
"Karena saya suka sate atau gule kambing, 2 minggu bisa 4 sampai 5 kali makan, setelah check up ke dokter, darah tinggi saya naik, sering pusing, kalau dibilang sehat, darimananya," papar M Shodiq, salah satu staff PT Smelting Gresik.
Mungkin penjelasan berikut bisa jadi jalan tengah:
"Saya rasa ini berlaku untuk makanan lainnya. Ketika seseorang mengkonsumsi daging kambing namun orang tersebut mengidap penyakit seperti darah tinggi, kolesterol, asam urat, rematik, jantung serta diabetes. Mereka belum pernah check up lengkap, rutin tiap bulannya. Secara tidak langsung dapat memperburuk kesehatan mereka. Sebaiknya, sembuhkan dulu, baru makan lagi, tapi jangan terlalu banyak," papar Puji Astutik.
Selain itu, disarankan, rutin berolahraga atau melakukan aktivitas lainnya yang dapat mengimbangi gizi daging kambing atau makanan sejenis.
"Sama seperti vegetarian, 100% tidak makan daging merah juga kurang baik, karena tubuh kita masih butuh protein hewani. Sebaliknya, ketika kita suka dengan daging kambing, makan secukupnya, hidup teratur, rutin olahraga, pada dasarnya hidup seimbang akan mengurangi resiko di balik itu semua," pungkas Puji Astutik.
0 comments:
Post a Comment