Tumbuhan unik ini hanya terdiri atas batang dan cabang yang tersusun zigzag melintang tidak beraturan, patah-patah, nyaris tanpa daun.
Entah karena tampangnya yang nyeleneh, atau dulu pernah terkenal sebagai obat tulang patah, ia lantas dijuluki tanaman patah tulang hingga kini.
Legenda tanaman patah tulang sebagai tanaman obat perlahan-lahan memang mulai luntur. Namun, bukan berarti namanya langsung tenggelam begitu saja. Di berbagai daerah di Indonesia, nama patah tulang masih tetap beken. Ada yang menyebutnya kayu jaliso, kayu susuru, pancing towo (karena bentuknya yang aneh dan memancing tawa), serta tikel balung.
Meski terkenal hampir di seantero Nusantara, si nyentrik ini sebenarnya berasal dari Afrika Selatan. Nama ilmiahnya pun jauh lebih keren, Euphorbia tirucalli Linn. Ia tergolong saudara dekat Euphorbia millii, tumbuhan yang selama ini lebih dikenal sebagai tanaman hias.
Berbeda dengan Euphorbia milii yang sekujur batang dan tangkainya dipenuhi duri panjang mirip kawat, sampai ada yang sengaja menanamnya sebagai pagar hidup di halaman rumah (karena dijamin, kambing pun tak akan sudi memakannya). Batang Euphorbia tirucalli Linn. mulus, sehingga sama sekali tidak pas dijadikan benteng pertahanan rumah.
Batang plontos
Walaupun tak cocok dijadikan tanaman pelindung rumah, tumbuhan yang dapat berdiri setinggi 5 - 6 m ini tetap mewarisi bakat keluarga besarnya, yakni cantik dipajang sebagai tanaman hias.
Apalagi jika dipadukan dengan jenis tanaman sekulen dan kaktus serta jenis nanas-nanasan, pasti sip. Kalau tak suka fisiknya yang bongsor, patah tulang siap disulap jadi kontet, sehingga dapat ditanam dalam pot.
Bila tumbuh di tanah yang cukup subur, batang pokok tumbuhan ini dapat membesar sampai sebesar lengan. Kulit batang utamanya berwarna kecokelatan, dengan tambahan (baca: hiasan) guratan-guratan halus. Cabang-cabangnya berwarna hijau dan berpenampang bundar serta berdaging banyak. Sepintas tumbuhan ini terkesan plontos, meski sesungguhnya ia memiliki daun yang tumbuh di ujung ranting.
Bentuk daunnya sendiri kecil-kecil, tersusun seperti roset serta sangat mudah rontok. Keberadaan daun patah tulang yang terkesan "malu-malu" ini bisa dimengerti, karena di negara asalnya (Afrika yang sangat panas), tanaman ini harus bisa survive dengan menghemat penguapan air dari daun untuk kepentingan fotosintesis.
Kadang-kadang patah tulang juga memproduksi bunga, yang keluar di ujung batang. Bunga majemuk itu tersusun seperti mangkok berwarna kuning kehijauan. Dalam jangka waktu tertentu, bunga kemudian berubah menjadi buah. Bila prosesnya berjalan lancar, buah tersebut bakal menyebarkan biji yang dikandungnya saat pecah (matang).
Getah berkhasiat
Selain dikejar-kejar kolektor tanaman hias, tumbuhan patah tulang juga dilirik batra alias pengobat tradisional.
Bagian yang paling banyak dimanfaatkan untuk obat adalah kulit batang dan getahnya. Getah patah tulang berwarna putih seperti susu, keluar ketika bagian kulitnya dilukai. Di dalam getah ini terdapat senyawa euphorbone, taraksasterol, alaktucerol, euphol, senyawa damar yang rasanya tajam, zat karet, dan zat pahit.
Para batra telah lama memanfaatkan kombinasi kulit batang dan getah tanaman ini untuk mengobati penyakit tulang patah, seperti tercantum dalam catatan Kloppenburgh Versteegh, ahli obat tradisional Indonesia berkebangsaan Belanda. Zaman dulu, kulit batang tanaman patah tulang yang telah digiling halus dan dicampur minyak, biasa diborehkan pada kulit di daerah yang tulangnya patah. Setelah itu diberi kulit pohon randu, baru kemudian dibalut.
Di era dokter masuk desa sekarang ini, penggunaan tanaman patah tulang untuk korban tulang patah tak marak lagi. Apalagi sudah ada metode pengobatan yang lebih modern, digips misalnya. Pemberian borehan tanaman patah tulang dan kulit randu lebih baik hanya digunakan untuk tindakan pertolongan pertama. Itu pun kalau tanamannya mudah didapat.
KANDUNGAN DAN MANFAAT
- Kandungan
Getah dari tanaman patah tulang mengandung senyawa euphorbone, taraksasterol, alfa-laktucerol, euphol, senyawa damar yang menyebabkan rasa tajam ataupun kerusakan pada selaput lendir, kautschuk (zat karet) dan zat pahit. Bau tanaman ini lemah dengan rasa mula-mula tawar namun kelamaan akan menimbulkan rasa tebal di lidah. Sementara getahnya beracun (toksik). - ManfaatBagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah akar, batang kayu, ranting, dan getahnya.
- Indikasi
Akar dan ranting digunakan untuk :- Nyeri lambung (gastristis),
- Tukak rongga hidung,
- Rematik,
- Tulang terasa sakit,
- Nyeri saraf,
- Wasir, dan
- Sifillis
- Batang kayu digunakan untuk :
- Sakit kulit
- kusta (Morbus Hanses), dan
- kaki dan tangan baal
- Cara Pakai
Giling akar dan ranting patah tulang yang telah dikeringkan sampai halus menjadi bubuk. Campur dengan lontong beras sampai merata, lalu buat pil kecil-kecil sebesar telur cecak. Jemur sampai kering supaya bisa disimpan. Dimakan jika perlu. - Pemakaian luar digunakan dengan cara sebagai berikut.
- Tumbuk herba segar sampai halus, lalu turapkan ke tempat yang sakit, seperti bisul, kurap, terkilir, tulang patah, rematik, tahi lalat membesar dan gatal, cacar ular (herpes zooster), borok atau ulkus duri atau tulang ikan.
- Atau, bisa juga herba segar ditumbuk halus, lalu campur dengan susu untuk penyakit kulit, seperti gatal-gatal, kurap, tumor, kutil, dan kapalan (clavus)
- Catatan Hati-hati mematahkan dahan patah tulang agar getah tidak mengenai mata. Jika getah memerciki mata, cepat bilas dengan air kelapa atau santan. Getah bisa menyebabkan mata menjadi buta.
PATAH TULANG OBAT RUAM SARAF
Seperti apa tanda-tanda herpes yang menyerang kulit? Herpes berupa lepuhan-lepuhan kecil yang menggerombol dipermukaan kulit. Berkembang dalam tempoh 4 - 5 hari, akan berwarna kuning kemudian membentuk keropeng dan meninggalkan bekas luka. Herpes menyebabkan rasa sakit dan demam.
Secara tardisional, herba patah tulang dan putri malu dapat digunakan untuk menyembuhkan herpes atau ruam saraf. Bila pengobatan menggunakan patah tulang, maka ambilah seluruh bagian patah tulang secukupnya kemudian cuci bersih lalu digiling hingga lembut. Setelah itu turapkan pada bagian kulit yang terkena herpes. Lakukan secara teratur 2 - 3 kali sehari sampai herpes sembuh.
Seperti apa tanda-tanda herpes yang menyerang kulit? Herpes berupa lepuhan-lepuhan kecil yang menggerombol dipermukaan kulit. Berkembang dalam tempoh 4 - 5 hari, akan berwarna kuning kemudian membentuk keropeng dan meninggalkan bekas luka. Herpes menyebabkan rasa sakit dan demam.
Secara tardisional, herba patah tulang dan putri malu dapat digunakan untuk menyembuhkan herpes atau ruam saraf. Bila pengobatan menggunakan patah tulang, maka ambilah seluruh bagian patah tulang secukupnya kemudian cuci bersih lalu digiling hingga lembut. Setelah itu turapkan pada bagian kulit yang terkena herpes. Lakukan secara teratur 2 - 3 kali sehari sampai herpes sembuh.
hehehe,
ReplyDeletetumbuhannya nyleneh, tapi manfaatnya sangat banyak ya Sob? dan dahsyat banget manfaatnya, mantap tenan, salam dr saya ya
Dara